Senin, 14 September 2009

Siapa dan apakah Wahabi / salaf / salafi / salafy ?

“Wahhabi bukanlah sebuah gelar yang dicetuskan oleh pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, namun dari musuh-musuh dakwah, baik karena politik saat itu seperti Turki atau para pecinta kesyirikan dari kalangan kaum Sufi dan Syi'ah Rafidhah dengan tujuan menjauhkan manusia dari dakwah yang beliau emban dan menggambarkan bahwa beliau membawa ajaran baru atau mazhab yang kelima yang menyelisihi empat mazhab.” (Meluruskan Sejarah Wahabi, hal. 76).

“Ditinjau secara kaidah bahasa Arab, gelar Wahhabi nisbat kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah adalah keliru. Nisbat yang benar -kalau mau jujur- adalah “Muhammadiyah”, karena nisbat kepada namanya yaitu Muhammad, bukan ayahnya yang tidak ada sangkut pautnya yaitu Abdul Wahhab.” (Meluruskan Sejarah Wahabi, hal. 76).

“Aneh bin ajaibnya, gelar ini diingkari oleh orang-orang Nejed, hal yang menunjukkan kepada kita bahwa gelar ini hanyalah impor dari luar negeri Nejed yang disebarkan oleh musuh-musuh dakwah, terutama Turki waktu itu. Betapapun begitu, ternyata Allah menghendaki nama Wahhabi sebagai nisbat kepada al-Wahhab (Maha Pemberi), yang merupakan salah satu nama Allah.” (Meluruskan Sejarah Wahabi, hal. 77). 

Syaikh Muhammad Rasyid Ridha rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya faktor penyebab tuduhan miring kepada Wahhabi adalah politik semata, untuk menjauhkan kaum muslimin dari mereka…” (al-Mukhtar min Majalah Manar, hal. 16. Dinukil dari Meluruskan Sejarah Wahabi, hal. 81).

Lihatlah pernyataan tulus salah seorang penguasa Saudi Arabia Raja Abdul ‘Aziz bin Abdur Rahman alu Su’ud rahimahullah tatkala menyampaikan ceramah di Mina pada musim haji tahun 1365 H yaitu pada tanggal sepuluh Dzulhijjah, “…sesungguhnya saya ini adalah seorang salafi (pengikut salaf/para sahabat). Dan akidah saya adalah salafiyah yang saya berusaha untuk terus berjalan di atas aturannya yang tegak di atas Al Kitab dan As Sunnah.” Beliau pun mengatakan, “Mereka menjuluki kami dengan Wahabiyah. Padahal pada hakikatnya kami ini adalah Salafi yang terus berusaha menjaga agama kami serta mengikuti Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya…” (lihat Tabshir Al Khalaf bi syar’iyatil Intisab ila As Salaf karya Syaikh Dr. Milfi bin Na’im bin ‘Imran Ash Sha’idi).

Syaikh Doktor Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql mengatakan, “Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan (sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, red). Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas manhaj mereka di sepanjang masa disebut sebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka.” (Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah, hal. 5-6) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang adalah di jamanku (sahabat), kemudian orang sesudah mereka (tabi’in) dan kemudian orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kata salaf itu sendiri sudah disebutkan oleh Nabi dalam haditsnya kepada Fathimah, “Sesungguhnya sebaik-baik salafmu adalah aku.” (HR. Muslim). Artinya sebaik-baik pendahulu.

Kata salaf juga sering digunakan oleh ahli hadits di dalam kitab haditsnya. Bukhari rahimahullah mengatakan, “Rasyid bin Sa’ad berkata ‘Para salaf menyukai kuda jantan. Karena ia lebih lincah dan lebih berani.” Al Hafizh Ibnu Hajar menafsirkan kata salaf tersebut, “Maksudnya adalah para sahabat dan orang sesudah mereka.” dan contoh lainnya masih banyak.

Maka ungkapan pengasuh website al-ikhwan.net yang mengatakan, “ Istilah Salaf ataupun Salafi itu tidak aku temukan didalam Al-Kitab maupun As-Sunnah, maka tidak perlu dihiraukan sedikitpun.” (Dirasah fi Al Aqidah Al Islamiyah) hal itu adalah sebuah ketidakpahaman atau berpura-pura bodoh. Dan keduanya sama-sama pahit.

Maka orang-orang yang memberikan tuduhan miring kepada Wahabi, Salafi atau dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab perlu untuk mengintrospeksi dan berkaca diri. Bukankah mereka yang mengajak kita untuk mengokohkan ukhuwah dan ishlah? Lalu mengapa sedemikian teganya mereka mencemari nama baik beliau serta dakwah yang beliau serukan, terlebih lagi tuduhan itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada ? Hati siapakah yang menerima hal ini ? Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri mengatakan, “Kami ini -dengan senantiasa memuji Allah- adalah orang yang ittiba’ (mengikuti tuntunan Nabi), bukan mubtadi’ (orang yang membuat perkara bid’ah) dan kami mengikuti Al Kitab dan As Sunnah serta para pendahulu yang salih dari umat ini di atas madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.” (‘Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab As Salafiyah karya Syaikh Shalih Al ‘Abud hal. 220. Dinukil dari Tabshir Al Khalaf bi syar’iyatil Intisab ila As Salaf).

Dengarkanlah penuturan seorang ulama besar di masa kini al-’Allamah Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah, “Wahabiyah bukanlah mazhab kelima sebagaimana yang disangka oleh orang-orang tidak mengerti dan orang-orang yang sengaja berpaling dari kebenaran. Akan tetapi ia hanyalah dakwah kepada akidah salafiyah serta memperbaharui ajaran-ajaran Islam dan Tauhid yang telah mulai luntur.” (Fatawa beliau 3/1306. Lihat Tabshir Al Khalaf bi syar’iyatil Intisab ila As Salaf).

Inilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau Salafiyah, tidak ada bedanya. Syaikh Dr. Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhaili hafizhahullah mengatakan, “Bukan termasuk kategori perbuatan bid’ah barang sedikitpun apabila Ahlus Sunnah menamai dirinya Salafi. Sebab pada hakikatnya istilah Salaf sama persis artinya dengan isitlah Ahlus Sunnah wal Jama’ah…” (Mauqif Ahlis Sunnah, 1/63. Dinukil dari Tabshir Al Khalaf bi syar’iyatil Intisab ila As Salaf).

Maka yang dinamakan seorang salafi adalah setiap orang yang mengikuti Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman salafush salih serta menjauhi pemikiran yang menyimpang dan bid’ah-bid’ah dan tetap bersatu dengan jama’ah kaum muslimin bersama pemimpin mereka. Itulah hakikat salafi, meskipun orangnya tidak menamakan dirinya dengan istilah ini (lihat kalimat penutup risalah Tabshir Al Khalaf bi syar’iyatil Intisab ila As Salaf).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails